Beji (15/12/2024) Kajian rutin Forum Silaturrahim Da’I (Jalsatud Du’ah) Kota Depok kembali digelar pada Ahad, 15/12/2024 di Musholla Al Ha...
Beji (15/12/2024)
Kajian rutin Forum Silaturrahim Da’I (Jalsatud Du’ah) Kota Depok kembali digelar pada Ahad, 15/12/2024 di Musholla Al Halim, Jalan Mawar, Kemiri Muka Beji Depok. Kajian ini dapat dilihat dalam Live Streaming Instagram @Darulqutni2013 dengan link Instagram . Tampak hadir dalam kegiatan ini mentor Jaslatud Du’ah Depok, Ustadz Adam Haikal, Koordinator Ustadz Darul Qutni, Ketua DKM Al Halim, Ustadz H. Ahmad Murdiansyah dan sejumlah jamaah senior Musholla Al Halim.
Dalam kesempatan ini, narasumber kajian sekaligus Mentor Jalsatud Du’ah Kota Depok, Ustadz Adam Haikal menjelaskan 21 cara untuk mencetak pelajar yang berakhlak sebagaimana termaktum dalam kitab Maqasid Halaqot al Ta’lim yang disusun atas bimbingan Sayyidil Habib Umar bin Hafidz hafidzahullah Ta’ala.
Berikut ini 21 cara tersebut:
1. Membacakan keutamaan berakhlak mulia yang terdapat dalam al Qur’an dan Hadits dan dampak baiknya terhadap kehidupan dunia dan akhirat dan keharusan mewujudkannya serta keberkahan yang akan didapat dalam ilmu, mengajar, dan kedekatan bersama Rasulullah SAW di akhirat kelak sebab berakhlak mulia.
2. Memberikan perhatian dalam menjelaskan secara terperinci berbagai akhlak mulia dan keutamaannya serta cara mewujudkannya.
3. Seorang guru hendaknya selalu tersenyum dan wajahnya berseri-seri serta tampak pengaruh kekhusyu’an dan rasa takut dalam dirinya saat membaca, berdzikir dan menyampaikan nilai-nilai ukhrowiah.
4. Memberikan pujian yang wajar kepada yang berhak dipuji dan atas setiap kebaikan.
5. Guru berupaya untuk tidak berkata dan berbuat kecuali yang maslahat untuk diikuti sehingga ia layak dijadikan contoh yang baik oleh muridnya.
6. Menghormati yang tua di majelis dan mendahulukannya serta menyayngi yang kecil dan memberikan kefahaman kepadanya.
7. Tidak menuturkan kejelekan seorang muslimnya sedikitpun di majelisnya.
8. Membiasakan para pelajar untuk saling memaafkan kesalahan satu sama lain.
9. Menjelaskan kepada para pelajar keutamaan bersaudara dan saling mencintai karena Allah ta’ala dan menjelaskan hak-hak persaudaraan.
10. Menimbulkan perasaan dan sikap bahwa kesalahan satu orang di antara pelajar merupakan keseluruhan seluruhnya dan berbuat baik kepada satu orang merupakan kebaikan untuk semuanya sehingga tidak ada pengaduan dan keluhan satu sama lain dan tidak ada yang membuka aib satu sama lainnya tapi bagaimana saling menutupi kekurangan dan kesalahan dengan cara yang baik.
11. Klaupun ada yang ingin mengadukan satu sama lain maka harus diingatkan tujuannya karena karena cinta dan kasih sayang (bukan karena hasud).
12. Memperkuat ikatan karena Allah ta’ala dengan menyusun jadwal kunjungan satu sama lain pada waktu yang tepat setiap minggunya untuk misalnya mengunjungi yang sakit, selametan, tasyakuran setelah bepergian, menempati rumah baru, pernikahan, takziyah dan mengunjungi yang terkena musibah.
13. Memperhatikan teman-teman pelajar dan menyeleksinya agar dijauhkan dari teman yang buruk.
14. Guru memberikan perhatian kepada para murid dalam manajemen waktunya untuk mutolaah, ziarah, mengikuti acara-acara baik di daerah, menjalin silaturrahim, mengikuti pertandingan / perlombaan, dll dan perhatian pula kepada tujuan dan caranya.
15. Guru menjalin hubungan yang baik kepada para wali santri/wali murid, menyampaikan kebaikan si murid dan kekurangannya dalam hal absensi dan perilaku yang tidak baik agar dapat bekerjasama untuk dicegah.
16. Menyampaikan kisah-kisah baik dari orang-orang yang berakhlak luhur khususnya dari para ulama/tokoh di daerahnya sendiri.
17. Murid dilatih dan dibiasakan memberi infak meskipun sedikit dan simbolis-formal sambil disampaikan keutamaan salinig mberi karena Allah ta’ala, keutamaan murah hati dan dermawan serta disiapkan kotak infak/celengan untuk membeli kitab, perlengkapan alat tulis, dan transportasi.
18. Membangkitkan dalam diri mereka sikap untuk mendahulukan yang lain dan diajarkan bahwasannya bersaing dan adu cepat itu tidak baik kecuali dalam rangka membantu satu sama lain dan dalam perkara-perkara yang susah dilaksanakan sendiri dan tidak memprioritaskan urusan yang penuh dengan hawa nafsu dan keinginan (egoisme) pribadi sampai hal itu menjadi keinginan bersama.
19. Guru memperhatikan cara duduk murid dan membiasakan mereka memulai salam lebih dahulu, mencium tangan dan berdiri menghormati ulama, orang tua, senior, dan mencium tangan mereka dengan penuh cinta dan penghormatan tanpa berlebihan dan ekstrim khususnya di tempat-tempat umum.
20. Guru bertahap dalam memberikan teguran kepada murid. Dimulai dari sumber kesalahan dengan cara menyindir dan memberikan isyarat apabila diulangi kembali maka dinasehati di ruang yang sepi, apabila diulangi kembali maka ditegur di muka umum, kemudian dipukul (dengan pukulan yang tidak melukai) dan diminta bertaubat/menyesali perbuatannya, apabila dikhawatirkan menular kepada pelajar lainnya maka dijauhkan dan diisolir dari lingkungannya dengan cara yang lembut.
21. Murid diajarkan dan diingatkan bahwa ilmu tumbuh dan berkah dengan diamalkan, dan diinfakkan, serta disampaikan faidahnya kepada saudaranya dan membimbing sauadaranya untuk ke arah yang lebih baik yang penuh faidah. ***
Wabillahittaufiq.