mengucapkan salam dengan menambah Ta'ala, kaifiat salam yang benar, hukum mengucapkan salam, NU depok, NU Ranting Pancoran Mas, Al-Ibthon
Banyak sekali muballigh-muballigh yang saya dengarkan memberikan salam ada yang pakai Ta’ala dan juga yang tidak, maka hal ini tolong jelaskan mana yang baik.
Jawaban:
Lafadz Ta`ala, `Azza Wajalla, Jalla Jalaluhu, Jalla Tsanauhu kesemuanya termasuk kategori dari fi`il tanzih: yakni fi`il (kata kerja) yang menunjukkan makna ke-Mahasucian Allah swt. Perihal memberi salam dengan menambah kata TA`ALA seperti: Assalamu`alaikum warohmatullahi TA`ALA wabarokatuh, Maka hukumnya sama seperti menambahkan lafadz TA`ALA di dalam tahlil seperti kita mengucapkan: Lailaha Illa Allahu TA`ALA 3x
Jika tujuan menambahkan lafadz TA`ALA tersebut karena didasari niat dan tujuan yang baik, yakni bermaksud untuk menunjukkan Ke-Mahasucian Allah (menazihkan), maka penambahan lafadz TA`ALA disitu tentu tidak apa-apa dan boleh-boleh saja dilakukan.
Tetapi kalau ditanyakan mana yang baik, maka dapatlah untuk jawabannya saya menukil disini, apa yang termaktub dalam kitab Adzkar (Bab Kaifiat Salam) karya Imam An-Nawawi sebagai berikut:
Artinya:
Ketahuilah! Bahwa yang paling afdhol (utama) adalah seorang Muslim mengucapkan salam itu dengan: Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Dimana Muslim tersebut menggunakan dhamir dalam bentuk jamak meski yang orang diberi salam itu hanya seorang. Dan bagi orang yang menjawab salam berkata: Wa`alaikumumusalam warohmatullahi wabarokatuh dan menggunakan wau athaf pada perkataannya: Wa`alaikum. Dan diantara ulama yang memberi keterangan tentang keutamaan bagi orang yang memulai salam dengan mengucapkan dengan Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, yaitu Al-Imam Aqdlal Qudhot Abul Hasan Al-Mawardi dalam kitabnya yang bernama Al-Hawi, dalam Kitabussiyar. Dan Imam Abu Said Al-Mutawalli daripada Ashab kita di dalam kitabuShalatil Jumat dan lainnya.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Iman An-Nawawi sebagaimana tersebut di atas, maka sekiranya memakai salam dengan menambahkan lafadz TA`ALA itu lebih utama tentulah di dalam keterangan tersebut juga ada disebutkan.
Tetapi kalau ditanyakan mana yang baik, maka dapatlah untuk jawabannya saya menukil disini, apa yang termaktub dalam kitab Adzkar (Bab Kaifiat Salam) karya Imam An-Nawawi sebagai berikut:
إعلم أن الأفضل أن يقول المسلم: السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، فيأتي بضمير الجمع وإن كان المسلَّم عليه واحداً، ويقولُ المجيب: وَعَلَيْكُمُ السَّلامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَركاتُه، ويأتي بواو العطف في قوله: " وعليكم ". وممّن نصّ على أن الأفضل في المبتدئ أن يقول: السلام عليكم ورحمة الله وبركاته، الإِمام أقضى القضاة أبو الحسن الماورديّ في كتابه " الحاوي " في كتاب السِّيَر، والإِمام أبو سعد المتولي من أصحابنا في كتاب صلاة الجمعة وغيرهما.
Ketahuilah! Bahwa yang paling afdhol (utama) adalah seorang Muslim mengucapkan salam itu dengan: Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. Dimana Muslim tersebut menggunakan dhamir dalam bentuk jamak meski yang orang diberi salam itu hanya seorang. Dan bagi orang yang menjawab salam berkata: Wa`alaikumumusalam warohmatullahi wabarokatuh dan menggunakan wau athaf pada perkataannya: Wa`alaikum. Dan diantara ulama yang memberi keterangan tentang keutamaan bagi orang yang memulai salam dengan mengucapkan dengan Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, yaitu Al-Imam Aqdlal Qudhot Abul Hasan Al-Mawardi dalam kitabnya yang bernama Al-Hawi, dalam Kitabussiyar. Dan Imam Abu Said Al-Mutawalli daripada Ashab kita di dalam kitabuShalatil Jumat dan lainnya.
Dari keterangan yang disampaikan oleh Iman An-Nawawi sebagaimana tersebut di atas, maka sekiranya memakai salam dengan menambahkan lafadz TA`ALA itu lebih utama tentulah di dalam keterangan tersebut juga ada disebutkan.
Oleh karena itu dengan tidak disebutkan penggunaan lafadz TA`ALA menjadi jelas bahwa yang paling afdhal atau paling utama dalam mengucapkan salam adalah sebagaimana yang dicontohkan dan dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, yakni dengan mengucapkan salam dengan: Assalamu`alaikum warohmatullah wabarokatuh.