Al-Ibthon, (05/04/2024)
Al-Ibthon, (05/04/2024)
Dakwah dapat menjadi suluk dan tazkiyatunnafs bagi para da'i ketika ia tetap merasa memiliki kekurangan dan ketidak sempurnaan. Dakwah yang menunggu kesempurnaan dalam pengamalan apa yang disampaikan justru membuka pintu kesombongan karena merasa diri mampu meraih kesempurnaan. Ketika seorang merasa diri sempurna, lalu baru berdakwah, di situlah puncak kesombongannya. Karena itu tak heran, jika Imam Al Haddad membagi kewajiban manusia kepada tiga: pertama, belajar. Kedua, mengamalkan apa yang elah dipelajari dan ketiga mengajarkan apa yang sudah dipelajari.
Setiap waktu dan tempat, menurut Imam Ghozali, ada saja kemungkaran dan pelanggaran syari'at bai level kecil maupun besar. Karena itu dibutuhkan da'i yang bisa menegakkan syari'at dengan tawadlu. Dia tidak boleh beralasan untuk mencegah kemunkaran dengan alasan belum mengamalkan ilmunya atau ilmunya sedikit. Karena pengamalan ilmu merupakan kewajiban yang berbeda. Orang yang alim adalah orang yang sudah mengetahui satu saja masalah agama menurut al Habib Umar bin Hafidz. Maka ia wajib menyampaikannya. Jangan sampai alasan itu, membuat seorang muslim meninggalkan dua kewajiban. Kewajiban belajar dan kewajiban menyampaikan. Seorang da'i yang masih memiliki kekurangan dalam dirinya dapat menyampaikannya terus menerus dan dijadikan sebagai materi dakwahnya sehingga dapat menjadikan hatinya sendiri malu apabila dan menjadi penasehat dirinya.
Demikian intisari Pertemuan Rutin dan Mudzakarah Forum Silaturrahim Da'i Kota Depok (Jalsatuddu'ah) di Kediaman Ust Darul Qutni di Pondok Pesantren Putri Al-Awwabin, Bedahan Sawangan Depok pada Ahad siang, (04/02/2024). Hadir dalam pertemuan tersebut, Ustadz Adam Haikal, perwakilan Jalsatuddu'ah pusat yang mengkaji kitab Maqasid Halaqotit Ta'lim dan Ust Amil Yazid yang mengkaji Kitab tasawwuf Thobaqot Sufiyah. Kitab Maqosid Halaqotit Ta'lim adalah kitab yang disusun oleh Habib Umar bin Hafidz bersama para Da'i sejak tahun 1995. Kitab itu disusun untuk menjadi pedoman dakwah para da'i dalam berdakwah. Kitab ini diakui oleh para pakar pendidikan Islam. Tak sedikit para sarjana pendidikan merujuknya sebagai referensi ilmu pendidikan Islam. Adapun Thobaqot Sufiyah berisi kisah para ulama Soleh di masa lampau yang dapat dijadikan rujukan para Da'i. Pertemuan diakhiri dengan Shalat Ashar berjama'ah dan ziarah dan tabarruk di makam al Maghfurlah Abuya KH. Abdurrahman Nawi. Pertemuan selanjutnya jatuh di tanggal 18 Februari 2018*** (Red)