Syekh Yasin Al-Fadani, Gus Dur dan Syekh Yasin, Dilayani Syekh Yasin, Karomah Syekh Yasin, Al-Ibthon, Majelis Taklim Al-Ibthon, Pitara, NU Pancoran Mas, Anak Ranting NU Pancoran Mas, Depok
Syekh Yasin al-Fadani, salah ulama keturunan Padang yang menjadi benteng ajaran ahlussunah wal jamaah, merupakan ulama yang sangat dihormati di dunia. Ulama ini juga sangat dihormati oleh warga NU.
Ia bernama lengkap Syekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-Fadani, lahir di Mekkah pada tahun 1915 dan wafat pada tahun 1990. Ia adalah muhaddits, faqih, ahli tasawuf, dan kepala Madrasah Darul Ulum yang siswanya banyak berasal dari Indonesia.
Jumlah karya beliau mencapai 97 kitab, di antaranya 9 kitab tentang ilmu hadis, 25 kitab tentang ilmu dan ushul fikih, 36 buku tentang ilmu falak, dan sisanya tentang ilmu-ilmu lain.
Ia memiliki gaya hidup yang sangat sederhana: menggunakan kaos dan sarung serta sering nongkrong di “gahwaji” untuk nyisha (menghisap rokoh Arab). Tak seorangpun yang berani mencelanya karena kekayaan ilmu yang dimilikinya.
Pada muktamar NU tahun 1979, ia datang ke Indonesia dan melakukan kunjungan ke sejumlah pesantren. Ribuan warga NU yang ingin bertemu langsung dengannya menghadiri kunjungan itu.
Karomah Syekh Yasin
Ia juga dikenal memiliki banyak kekeramatan. Di antara cerita yang beredar adalah soal Zakar Thalib asal Suriah yang pernah mendatangi rumah Syekh Yasin pada hari Jumat. Ketika Azan dikumandangkan, Sykeh Yasin masih di rumahnya, akhirnya Zakaria keluar dan shalat di masjid terdekat.
Seusai shalat Jumat, ia menemui seorang kawan. Zakaria pun bercerita pada temannya bahwa Syekh Yasin tidak shalat Jumat. Namun itu dibantah oleh temannya.
Kata temannya, “Kami sama-sama Syekh Yasin shalat di Nuzhah, yaitu di Masjid Syekh Hasan Massyat yang jaraknya sangat jauh dari rumah beliau.”
Keanehan lain yang dialami oleh KH. Abdul Hamid di Jakarta. Suatu saat, dia sedang mengajar ilmu fikih bab diyat. Dia menemukan kesulitan dalam suatu hal sehingga pengajian terhenti karenanya. Malam hari itu juga, ia menerima sepucuk surat dari Syekh Yasin. Ternyata isi surat itu adalah jawaban kesulitan yang dihadapinya.
KH. Abdul Hamid pun merasa heran dari mana Syekh Yasin tahu? Sedangkan KH. Abdul Hamid sendiri tidak pernah menanyakan kepada siapa pun tentang kesulitan ini.
Ini tanda kewalian Syekh Yasin. Orang kayak gitu dengan Gus Dur hormat dan memberi perlakukan istimewa, padahal juga sudah sepuh banget
Gus Dur Dilayani Syekh Yasin
Kisah antara Syekh Yasin dan Gus Dur diungkapkan KH. Said Aqil Siradj. Dalam kunjungan ke Arab Saudi, Gus Dur menyempatkan diri singgah ke rumah Syekh Yasin. Dalam pertemuan tersebut, Gus Dur mendapat penghormatan yang luar biasa. Meski usianya lebih muda, Syekh Yasinlah yang melayani Gus Dur sendiri: mengambilkan air, kurma, dan lainnya. Ia tidak mau Gus Dur dilayani para pembantunya.
Kang Said juga mendapat sejumlah cerita soal karomah Syekh Yasin. Ketika sedang makan siang, seorang ustadz anak buahnya, namanya Abdurrahim dari Kupang, keluar ruangan. Tiba-tiba Syekh Yasin bilang bahwa Abdurrahim diiringi malaikat. “Eh, jam enam sore dia meninggal dunia,” katanya.
Kang Said menjelaskan, “Ini tanda kewalian Syekh Yasin. Orang kayak gitu dengan Gus Dur hormat dan memberi perlakukan istimewa, padahal juga sudah sepuh banget.”
*Dikutip dari buku Bukti-Bukti Gus Dur itu Wali, karya Achmad Mukafi Niam dan Syaifullah Amin.
Kisah antara Syekh Yasin dan Gus Dur diungkapkan KH. Said Aqil Siradj. Dalam kunjungan ke Arab Saudi, Gus Dur menyempatkan diri singgah ke rumah Syekh Yasin. Dalam pertemuan tersebut, Gus Dur mendapat penghormatan yang luar biasa. Meski usianya lebih muda, Syekh Yasinlah yang melayani Gus Dur sendiri: mengambilkan air, kurma, dan lainnya. Ia tidak mau Gus Dur dilayani para pembantunya.
Kang Said juga mendapat sejumlah cerita soal karomah Syekh Yasin. Ketika sedang makan siang, seorang ustadz anak buahnya, namanya Abdurrahim dari Kupang, keluar ruangan. Tiba-tiba Syekh Yasin bilang bahwa Abdurrahim diiringi malaikat. “Eh, jam enam sore dia meninggal dunia,” katanya.
Kang Said menjelaskan, “Ini tanda kewalian Syekh Yasin. Orang kayak gitu dengan Gus Dur hormat dan memberi perlakukan istimewa, padahal juga sudah sepuh banget.”
*Dikutip dari buku Bukti-Bukti Gus Dur itu Wali, karya Achmad Mukafi Niam dan Syaifullah Amin.